BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Monday 28 March 2011

Panas..

Padatnya bangunan yang semakin mempersempit ruang terbuka hijau dengan konsep desain yang kurang dan bahkan tidak ramah lingkungan, merupakan salah satu kontributor terbesar penyebab terjadinya pemanasan global di dunia. Peneliti dari Queen’s University Ontario Canada mengamati perubahan es abadi di Kutub Utara selama 15 tahun terakhir, dan tercatat dalam empat tahun terakhir kerusakan paling dahsyat terjadi, yakni suhu di Kutub Utara mencapai 22 derajat Celcius dimana sebelumnya tidak pernah di atas 0 derajat Celcius. Kedalaman es di Kutub Utara pun sudah sangat menipis dan bahkan mengapung di permukaan.

Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang terdiri dari kepulauan yang membentang dengan garis pantai terpanjang di dunia. Lokasinya yang berada di daerah khatulistiwa memiliki keuntungan dalam hal penyinaran matahari sepanjang tahunnya dan keberadaan kekayaan alam yang melimpah ruah. Akan tetapi dibalik semua itu terdapat dampak yang cukup merugikan. Penyinaran matahari yang terus-menerus menjadikan suhu permukaan akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan kawasan di belahan dunia lainnya. Hal tersebut menyebabkan peningkatan kebutuhan energi untuk mendinginkan ruang pada bangunan-bangunan publik kebanyakan.
Apabila kita lihat kondisi cuaca saat ini, bumi rasanya sangat-sangat panas, banyak orang yang mengeluh panas dan mananti-nanti hujan (status at Facebook), rumah sebagai tempat berlindung sudah tidak bisa lagi membuat kita nyaman karena serangan huhu yang meningkat. segala upaya dilakukan manusia untuk bisa menciptakan kenyamanan di rumahnya, tak jarang malah mereka langsung melirik si “AC” yang terbukti ampuh melawan serangan si suhu panas. Inilah ironisnya, disaat kita bahu membahu ingin mengurangi dampak global warming, justru kita juga yang menambah parahnya kerusakan bumi. Dengan kata lain, bumi yang sudah rusak semakin kita rusak lagi akibat tidak tahan dengan panas akibat global warmning.
Tiap orang berlomba-lomba membangun rumah idaman yang besar dan luas. Keterbatasan lahan yang dimiliki dan keinginan mencipkakan ruangan yang luas dan lengkap, membuat kita tidak sempat memikirkan area hijau dirumah kita. Dan dengan alasan kemanan, kita seringkali membuat rumah yang masif dan minim bukaan. Alhasil, suhu didalam rumah jadi sangat panas, cahaya matahari dan angin tidak bisa kita manfaatkan. Lalu apa jalan keluarnya? Dengan menutup mata dan tanpa pikir panjang, kita kembali mengundang AC, lampu-lampu dan kawan-kawannya ke dalam rumah kita. Kebutuhan akan AC semakin meningkat, hampir tiap ruangan berisi AC, dan lampu selalu menyala pagi, siang dan malam hari.
Apabila kita bandingkan antara AC dengan tanaman, jelas saja AC secara instan dan lebih cepat membuat kita nyaman dalam ruangan. Tapi apakah kita harus mengunakan cara instan?


0 comments: